Selasa, 18 Desember 2012

Perang Uhud

Pagi ini mendapat materi tentang salah satu perang yang terjadi pada zaman Rasulullah SAW. Perang kedua yang dilakukan setelah perintah untuk memerangi kaum kafir turun. Ada yang sudah pernah dengar? Pasti sudah kan. Perkenankan saya untuk me-review sedikit apa yang saya dapat tadi pagi.


  • Penyebab Perang Uhud
Karena di awal saya sudah mengatakan bahwa perang ini adalah perang kedua, maka pasti ada perang pertama. Perang pertama tersebut dinamakan Perang  Badar. Pada perang tersebut, umat islam mengalami kemenangan yang gemilang. Karena hal itu, kaum kafir Quraisy ingin membalas kekalahan tersebut.
  • Awal Perang Uhud
Kaum Kafir yang berangkat hendak menyerang ke Madinah berjumlah 3000 orang. Jumlah umat islam yang pergi berperang hanya berjumlah 1000 orang, itu pun sudah termasuk 350 orang yang munafik dan kembali ke Madinah tidak jadi berperang. Strategi perang pasukan muslim adalah mengepung pasukan kafir di bukit Uhud. Sebelumnya kafirin tidak mengetahui taktik tersebut hingga akhirnya mereka terjebak.
Beberapa puluh pemanah diminta stand by di atas bukit untuk menyerang dari atas. Rasulullah memerintahkan kepada mereka untuk tetap di sana apa pun yang terjadi. "Gunakan panahmu terhadap kavaleri musuh. Jauhkan kavaleri dari belakang kita. Selama kalian tetap di tempat, bagian belakang kita aman. jangan sekali-sekali kalian meninggalkan posisi ini. Jika kalian melihat kami menang, jangan bergabung; jika kalian melihat kami kalah, jangan datang untuk menolong kami."
23 orang dari pasukan kafir berhasil terbunuh dengan taktik tersebut. Melihat banyak yang mati, Abu Sofyan sebagai pimpinan pasukan kafir memerintahkan pasukannya untuk mundur. Maka dituruti lah perintah tersebut, pasukan kafir mundur. Karena tidak lagi melihat musuh, pasukan islam yang berjaga di atas bukit mengira bahwa kita menang. Sebagai layaknya pemenang peperangan, apa pun yang ditinggalkan oleh pihak yang kalah akan menjadi milik pemenang --begitu hukum perang saat itu--. Ada orang yang lupa akan perintah Rasulullah untuk tetap berdiam di atas bukit hingga diminta untuk turun. beberapa orang tersebut akhirnya turun ke lembah di antara bukit-bukit.
  • Akhir Perang Uhud
Sebagaimana manusia biasa, wajar bila seseorang terlupa akan sesuatu. Begitu juga pasukan yang berjaga di atas bukit Uhud. Mereka terlupa dan akhirnya turun ke lembah untuk mengambil hak pemenang perang. Melihat banyak pasukan dari pihak islam yang meninggalkan pos di atas bukit, Khalid bin Walid memerintahkan pasukan kafir yang tersisa untuk berbalik kembali dan menyerang pasukan islam. Pos di atas bukit direbut oleh kafirin dan pasukan islam yang tersisa di sana dibunuh, termasuk Hamzah paman Rasulullah.
Ketika Musab bin Omair RA terbunuh mati syahid, musuh mengumumkan bahwa Nabi telah terbunuh karena ia sangat mirip dengan Nabi SAW. Orang kafir merasakan bahwa mereka telah terpenuhi. Abu Sofyan mengira bahwa Rasulullah telah wafat dalam perang. Ia pun bersorak di atas bukit, "Muhammad telah mati! Perang sudah berakhir! Kami lah pemenang!!!" Namun ia salah duga. Rasulullah masih hidup. Sesaat setelah Abu Sofyan memberi pengumuman tersebut, Rasulullah keluar dari tempatnya --beliau terluka akibat baju perangnya mengenai wajahnya sehingga harus diobati--. Beliau memberitahukan wakyu yang baru ia dapat, QS Ali Imran 139-140, untuk menenangkan hati pasukan islam yang sedih karena banyak yang akhirnya terbunuh.
Abu Sofyan kaget karena dugaannya salah. Ia takut kalau semangat umat islam kembali lagi dan kembali menyerang pasukannya. Ia pun memerintahkan untuk mundur kembali ke Mekah. Tujuan awal pasukan kafirin hendak menyerang muslimin tidak tercapai. Kedua hal inilah yang menjadi penyebab dapat dikatakan bahwa umat islam tidak kalah. Pasukan yang menyerah itulah yang kalah. Dalam hal ini, pasukan kafir yang menyerah. Mereka pulang dengan tidak mencapai tujuan awal akan melakukan perang.
Ada yang mengatakan bahwa jumlah pasukan islam yang mati lebih banyak dari pasukan kafir yang mati. Pasukan islam yang mati berjumlah 70 orang sedangkan pasukan kafir berjumlah 23 orang. Tapi tidak bisa dilihat dari jumlahnya saja, perlu dihitung secara rumus perang. Total pasukan islam hanya 650an orang sedang pasukan kafir 3000 orang. Harusnya pasukan yang berjumlah besar tidak mungkin kalah, tetapi dalam perang ini pasukan kafir menderita kekalahan 23 orang. Bila jumlah pasukan kedua kubu disamakan, yang mati dari pihak kafir melebihi yang mari dari pihak islam.
  • Konklusi
Kemenangan di awal yang berubah menjadi kenyataan pahit adalah salah satu ujian dari Allah. Pasukan islam diuji dengan kemenangan untuk melihat siapakah yang masih ingat dengan perintah atas mereka (pasukan penjaga atas bukit).
Para syuhada Perang Uhud mendapat kemuliaan seperti pada Perang Badar. Pasukan islam yang tersisa pun mendapat tambahan kualitas keimanan. Seusai perang Uhud memang peningkatan jumlah umat islam tidak lah sebanyak ketika usai Perang Badar hingga awal Perang Uhud, namun orang-orang yang tersisa itu adalah orang-orang berkualitas.



Begitu kira-kira materi kajian yang saya terima tadi pagi. Yang ditekankan oleh pemateri tadi adalah: "Umat Islam tidaklah kalah. Jangan mengira kalau Sahabat itu buruk, mereka tidaklah tergoda oleh dunia, tidak hubbuddunya. Bahkan ratusan ulama paling alim saat ini bila dibandingkan dengan satu Sahabat tidaklah seimbang."

Semoga bermanfaat.

Jumat, 18 Mei 2012

Air Terjun Gunung Baung

Perjalanan  pertama mengunjungi air terjun. Rasanya luar biasa, MasyaAlloh...
Salah satu bentuk geologis berupa air yang jatuh dari atas tebing, alias air terjun. Bunyinya ramai, namun dibalik itu pasti ada hikmah yang bisa di ambil.

Tentang bagaimana terbentuknya perbedaan tinggi daratan hingga tercipta air terjun
Tentang bagaimana kesegaran butir-butir air yang jatuh dan terbawa angin ke sekitar jatuhnya air
Tentang gemerisik bunyinya yang bisa menenangkan jiwa dan mengingatkan akan kebesaran Sang Penciptanya

Perjalanan Panjang


Memang jalan ini masih panjang, kawan.
Ya, jalan yang menuju kebaikan, kemenangan, kejayaan dien ini, JALAN DAKWAH. Terkadang jalan ini lurus tak ada penghalang. Tapi tak jarang pula berkelok bahkan mendaki. Namun itu semua tak apa, kawan. Tetaplah bersemangat menapaki jalan ini.
Asal kau tak sendirian, kawan. Asal kau masih bersama dengan sahabat seperjuangan, dalam barisan yang tersusun rapi. Asal kau masih menganggap kami yang bersamamu ini adalah sahabatmu. Karena dengan begitu kau dapat berbagi. Berbagi beban, berbagi tugas, berbagi peran, berbagi perasaan.

Bila kau memisahkan diri, entah apa yang akan terjadi padamu.
Jangan kau pikir barisan ini akan bubar dengan kepergianmu. 
TIDAK!!! akan ada yang menggantikan posisimu, cepat atau lambat. 
Dan kau sendiri mungkin akan terlunta-lunta mencari pegangan, atau malah terseret derasnya arus kehidupan. Entah apa yang akan terjadi padamu, kawan.

Tetaplah dalam barisan. Tuangkan segala ketidakpuasanmu pada kami. Mungkin kami sedang khilaf sehingga melakukan hal tersebut. Mungkin sakit hatimu bisa membuat barisan ini semakin rapat, dengan kau berusaha mengungkapkan perasaanmu itu dan berusaha menata lagi barisan yang kau anggap mulai korat-karit.

Selasa, 06 Maret 2012

Quote

Quote yang menyentuh hati saya:


Bersinarlah

Maka, bila terasa kau 'sendiri' di tempatmu sekarang, bisa jadi kau lah yang harus berusaha mewarnai sekelilingmu. Memang selalu ada arus kehidupan di sekitar kita. Tapi jangan sampai arus itu menenggelamkanmu. Tak apa kau mengikuti arus air, namun selalu berusahalah menjaga WARNAmu. Jangan biarkan AIR melunturkan WARNAmu.

Semangat!!!
Begitulah hidup. Terkadang Alloh tidak memberikan yang kita minta, tapi justru memberi kita ALAT mencapai apa yang kita harapkan. Terkadang harus dengan susah payah harapan kita bisa tercapai, tapi sungguh bila dengan usaha keras kita akan benar-benar bisa menikmati hasilnya.

Memang terkadang berucap itu mudah, namun penerapannya susah. Semoga Quote di atas bisa menyemangati kita untuk selalu menjadi lebih baik. :)

Selasa, 20 Desember 2011

Kisah seorang anak yang sholeh


Dikisahkan dalam Al-Quran surat Al-Baqoroh tentang Nabi Musa AS yang diminta jawaban atas suatu kasus pembunuhan. Alloh memerintahkan Nabi Musa AS supaya menyuruh Bani Isroil tersebut untuk mencari seekor sapi. Dibalik kisah itu, ada suatu kisah luar biasa yang berhubungan dengannya. Sungguh menyentuh hatiku saat mendengarnya.

Di suatu gubuk kecil, hiduplah seorang anak lelaki dan ibunya. Suami dari sang ibu sudah wafat sejak si anak masih kecil. Anak itu sangat patuh kepada ibunya, ia pun sungguh sholeh. Apa pun perintah ibunya, selalu ia turuti. Sikap anak tersebut tentunya adalah didikan sang ibu sejak kecil. Sang ibu termasuk wanita yang sholihah sekaligus ibu teladan. (Wow, aku terkagum-kagum pada sosok ibu ini. Ingin rasanya menjadi seperti wanita tersebut.)

Sang anak adalah seorang yang bijak. Ia membagi waktunya menjadi tiga.
Sepertiga untuk melayani ibunya, sepertiga untuk beribadah kepada Alloh, dan sisanya untuk mencari kayu
lalu dijual supaya mendapat uang. Uang hasil penjualan kayu itu pun ia bagi menjadi tiga.
Sepertiga untuk disedekahkan kepada orang yang membutuhkan, padahal ia sebenarnya termasuk miskin juga (wow!!!), sepertiga lagi untuk diberikan kepada ibunya, lalu sisanya untuk keperluan pribadinya.
Subhanalloh…

Sabtu, 17 Desember 2011

Seandainya cucu Adam bertemu Adam as

Cucu Adam = CA
Adam = A



CA: Ini semua gara-gara kamu, Kek.

A: Loh, kok tiba-tiba aku disalahin.

CA: Lah iya, gara-gara kakek dulu makan buah terlarang, aku sekarang merana. Kalau kamu dulu enggak tergoda Iblis kan kita tetap di surga. Enggak kayak sekarang, sudah tingggal di bumi, eh ditakdirkan hidup di Negara terkorup, sudah begitu jadi orang miskin pula. Emang seenak apa sih rasanya buah itu?

A: Ya tidak tahu lah sekarang, sudah lupa. Kejadiannya sudah lama banget. Tapi ini bukan soal rasa. Ini soal khasiatnya.

CA: Halah, kayak obat kuat aja pake khasiat segala. Emang Iblis bilang khasiatnya apa sih kok sampean bisa tergoda?

A: Dia bilang, kalau makan buah itu aku bisa abadi.

CA: Anti-aging gitu?

A: Iya. Pokoknya kekal.

CA: Terus kakek percaya? Iblis kok dipercaya.

A: Lho kan dia senior.

CA: Maksudnya senior?

A: Iblis kan lebih dulu tinggal di surga dari aku dan nenekmu.

CA: Iblis tinggal di surga? Boong ah.

Selasa, 13 Desember 2011

Al-Baqoroh ayat 63


Pagi ini dibahaslah ayat ke 63 Q.S. Al-Baqoroh


Tidak seperti arti yang dicantumkan dalam Al-Quran Tafsir dari Depag, yaitu “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
TIDAK, sama sekali berbeda.
Tafsiran di atas bisa diartikan --> boleh-boleh saja beragama selain islam. Toh jika tetap beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, maka ia tetap akan mendapat pahala. Ini seolah-olah mengizinkan orang untuk beragama apa pun!!! Padahal…
Menurut Abuya (sebutan kyai di pondokku, red), dari berbagai tafsir bermutu yang ia baca, tafsirannya bisa di-preteli sebagai berikut
Innalladziina--> sesungguhnya keadaan orang-orang sebelum Nabi Muhammad diutus
Aamanuu--> ada orang yang beriman, tidak terpengaruh tipu daya Yahudi untuk mengacaukan iman mereka
walladziina--> dan juga (seperti arti alladziina di atas)
Haadu--> orang Yahudi
Nashoro--> orang Nasrani
Shoobi iina--> penganut kepercayaan, seperti penyembah matahari atau bintang, atau ada yang mengartikan orang yang keluar dari Yahudi dan Nasroni
Man aamana--> sesudah itu mereka beriman (bukan yang penting mereka beriman)
Selanjutnya bisa sama dengan tafsir Depag di atas. “…kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Robb, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Kesimpulan dari ayat ini adalah: Barang siapa yang meninggalkan agama mereka dahulu (selain islam) kemudian menjadi beriman (masuk islam), maka pahala bisa mereka peroleh karena mereka sudah beriman.
Tidak ada yang mengizinkan boleh memeluk agama lain selain Islam, tapi tetap mendapatkan pahala seperti orang islam. Enak donk, mereka tidak kena kewajiban-kewajiban yang ada dalam agama islam, tetapi seolah-olah mereka juga mendapat pahala.
Wallohu a’lam bishshowab