Rabu, 30 November 2011

Surat Al-Fatihah

Q.S. Al-Fatihah


Kesimpulan dari Surat Al-Fatihah per-ayat:
1. Kami mulai membaca dan mempelajari surat ini dengan menyebut asma Alloh yang memberi rohmat kepada seluruh makhluk dan memberi nikmat khusus kepada mukminin
2. Semua puji hanyalah milik Alloh Robb semesta alam
3. Alloh menyediakan rizki bagi seluruh makhluk dan memberi nikmat khusus kepada mukminin
4. Alloh-lah yang menguasai hari pembalasan
5. Hanya kepada Alloh kami mengabdi. Dan hanya kepada Alloh Yang Maha Kuasa kami meminta pertolongan
6. Kepada Alloh kami mohon hidayah dan taufiq agar bisa mengikuti jalan yang lurus (Islam)
7. Yaitu jalan para Nabi/Rosul, Syuhada’, dan Sholihin yang telah diberi ni’mat oleh Alloh untuk mengamalkan Islam sehingga mengantarkan mereka ke surga. Bukan jalan yang dilalui oleh orang-orang yang tahu kebenaran tetapi tidak mau mengikutinya, bukan pula jalan orang-orang yang tersesat.

Pengertian dan penjelasan
ayat 1
Kalimat ini memberi anjuran untuk senantiasa memulai setiap aktivitas dengan membaca Basmalah. Kalimat ini juga menunjukkan bahwa Pencipta alam ini adalah Alloh Ar-Rohman Ar-Rohim. Ar-Rohman memiliki arti Alloh adalah Pemberi rahmat kepada siapa pun di dunia, manusia maupun hewan, muslim maupun kafir. Sedangkan Ar-Rohim memiliki arti Alloh memberi rahmat khusus bagi orang yang beriman dan beramal sholeh di dunia dan terutama di akhirat nanti di surga.
Kalimat Basmalah menyimpan makna memohon pertolongan kepada Alloh dalam melakukan segala aktivitas. Dengan demikian secara tidak langsung bisa mencegah rasa sombong dan berbangga diri karena kita mengakui bahwa kita adalah makhluk lemah tanpa pertolongan dari Alloh. Sehingga ketika aktivitas tersebut berhasil, kita akan ingat bahwa semua itu adalah pertolongan Alloh.
Lebih dari itu, kalimat Basmalah juga mengingatkan kita pada janji dan ancaman dari Alloh yang mencegah kita dari perbuatan maksiat. Dengan demikian aktivitas kita akan terbimbing  ke arah yang baik.


ayat 2

Segala puji hakikatnya adalah milik Alloh. Dan memuji ciptaan-Nya pada dasarnya adalah memuji Sang Penciptanya. Selain itu, tanpa kekuasaan Alloh mustahil manusia bisa memuji. Hamdu ada empat macam, yaitu:
-          Puji Alloh kepada dzat-Nya. Sebagaimana dalam Q.S. Al-Fatihah ayat 1-4
-          Puji Alloh kepada makhluk-Nya. Misalnya Alloh memuji Rosululloh atau orang-orang sholeh
-          Puji makhluk kepada Alloh
-          Puji makhluk kepada makhluk. Misalnya kita memuji Rosululloh
Dari segi maknawi, kalimat Hamdalah lebih unggul dari kalimat Tahlil (Laa ilaaha illalloh) karena ada kata ‘Robbi’. Tapi dari segi aqidah lebih unggul kalimat Tahlil.

Ketika kita diberi sesuatu yang kita butuhkan, sewajarnya kita berterima kasih kepada yang memberi. Yang biasa kita lakukan untuk berterima kasih itu adalah dengan mengucap terima kasih dan berusaha membalas kebaikan orang tersebut. Sama dengan kehidupan kita yang telah diberikan oleh Alloh. Alloh telah melimpahkan begitu banyak nikmat kepada kita, maka sudah semestinya kita berterima kasih kepada Alloh. Lalu bagaimana kita berterima kasih kepada Alloh? Cukupkah dengan mengucap ‘Terima kasih’?
Tidak

Hamdalah merupakan ungkapan syukur yang diucakan dengan lisan. Sedangkan rasa syukur bisa diungkapkan dengan hati, lisan, dan pekerjaan. Kalimat Hamdalah juga mencerminkan rasa tawadhu seorang hamba kepada Alloh.
Kalimat hamdalah dalam surat ini mengandung makna pujian kepada Alloh yang tidak dibatasi oleh zaman, waktu, maupun tempat. Berbeda dengan hamdalah yang disebutkan dalam surat lain seperti Q.S. Qoshosh “Lahul hamdu fil uula wal aakhirati” yang membatasi pujian bagi Alloh hanya di dunia dan Akhirat, juga dalam Q.S. Ar-Ruum “Wa lahul hamdu fis samaawaati wal ardhi” yang membatasi pujian bagi Alloh hanya di langit dan bumi.

ayat 3

Sebagaimana ayat pertama, ayat ini adalah perulangan sebagai ta’kid atau pengokohan. Rasa syukur dan puji-pujian hanya tertuju kepada Alloh. Kalimat ini sekaligus menghina orang musyrik yang meyakini bahwa pemberi rahmat kepada mereka adalah patung-patung sembahan mereka.

Alloh lah yang memberi nikmat kepada seluruh makhluk di dunia, bahkan kepada mereka yang kafir. Lalu, kalau begitu enak donk si kafir?
Tenang saja, Alloh Maha Adil, kok. Meskipun misalnya si mu’min dan si kafir mendapat Rohman Alloh berupa harta yang melimpah, tapi Rohim Alloh yang berupa ketenangan jiwa dan ketenteraman jiwa hanya dirasakan oleh orang-orang yang beriman. Demikian juga misal keduanya sama-sama miskin, namun dalam diri si mu’min terdapat Rohim Alloh berupa sifat qona’ah dan sabar sehingga tenteram jiwanya. Bila si mu’min dan si kafir memiliki kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan, namun yang bisa memanfaatkannya untuk kemaslahatan manusia hanya si mu’min karena mendapat Rohim Alloh.
Sifat Rohim Alloh akan jelas terlihat ketika kehidupan dunia sudah berakhir. 

ayat 4

Malik artinya raja. Arti kata ‘Malik’ dalam ayat ini disandarkan pada kata sesudahnya yaitu ‘Yaumiddiin’, sehingga kalimat ini berarti Alloh merajai hari pembalasan. Ayat ini mengandung makna bahwa tidak ada seorang pun raja-raja yang mampu menyaingi Alloh, sehingga tak boleh menyombongkan diri. Pada hari pembalasan kelak, tak ada seorang pun yang dapat berbuat sesuka hati, semua harus seizin Alloh.
Manusia yang mengingkari hari kiamat dan hari pembalasan memiliki peluang untuk menjadi makhluk tidak bermoral, penjahat yang paling besar, paling buruk kejahatannya karena ia memiliki pandangan bahwa tak aka nada yang bisa membalas perilakunya.

Kata ‘Maaliki’ dalam surat Al-Fatihah bisa dibaca ‘Maaliki’ (ma panjang) yang berarti ‘penguasa atas daerahnya yang tidak dapat dimasuki oleh pihak lain’ dan bisa dibaca ‘Maliki’ (ma pendek) yang berarti ‘penguasa yang kekuasaannya tidak hanya dalam daerahnya saja tapi juga daerah lainnya, mutlak’. Ada pula yang mengartikan ‘Maaliki’ adalah ‘Yang Memiliki’ dan ‘Maliki’ adalah ‘Yang Menguasainya’.

ayat 5
Hanya kepada Alloh lah manusia harus mengabdi dan hanya kepada-Nya lah manusia memohon pertolongan
Ibadah hanya kepada Alloh, tidak boleh kepada selain-Nya. Definisi ‘ibadah’ adalah menundukkan anggota badan kepada Alloh dengan mengikuti syariat-Nya, maka tata caranya pun harus sesuai dengan syariat Alloh yang terdapat dalam Al-Quran dan dijelaskan oleh Rosululloh. Dengan demikian, tidak dapat dikatakan bahwa aktivitas kerohanian umat selain islam disebut ‘IBADAH’, tempat-tempat keagamaan mereka (Gereja, Sinagog, Kuil, Wihara, Pura) juga tidak bisa disebut TEMPAT IBADAH. Kesalahan penggunaan bahasa Indonesia memang.



Ayat 6:

Pada ayat sebelumnya kita diminta untuk meminta pertolongan hanya kepada Alloh. Pertolongan yang paling utama adalah pertolongan untuk berada pada jalan yang lurus, jalan yang diridhoi-Nya, dalam pengabdian ita kepada-Nya yaitu Islam. “ihdina” berasal dari kata “hudan” yang berarti petunjuk atau bisa disebut hidayah. Hidayah ada dua macam, yaitu hidayah dilalah wal bayan dan hidayah ma’unah/taufiq.
Hidayah dilalah wal bayan yaitu petunjuk dan penjelasan dhohir (tampilan luar) dari Al-Quran dan Hadits. Sebagaimana firman Alloh dalam QS.Al-Baqoroh ayat 3. Dengan begitu hidayah ini bersifat umum dan berlaku bagi semua manusia. Maksudnya adalah Alloh menunjukkan jalan kebaikan kepada mereka dan mereka bebas untuk memilihnya atau tetap pada jalan kesesatan mereka. Sebagaimana firman Alloh dalam QS.Al-Fusshilat ayat 18 yang kesimpulannya:
“ketika alloh mengutus Nabi Sholeh AS untuk berdakwah menyampaikan petunjuk kepada kaum Tsamud, yang menuntun mereka pada kebahagiaan sejati, ternyata mereka malah lebih memilih kesesatan dan bersikukuh dengan kekufurannya.”
Ayat ini memberi isyarat bahwa ada manusia yang tidak mau mengikuti jalan yang telah ditunjukkan oleh Alloh.
Jalan lurus yang dimaksud adalah jalan menuju surga Alloh yaitu ajaran islam, sebagaimana terkandung dalam Al-Quran. Maka, jika ingin masuk surga hanyalah dengan mengikuti ajaran yang ada dalam Al-Quran. Jadi, Al-Quran adalah petunjuk menuju jalan lurus.
Dan taqwa adalah sifat ahli surga.
Hidayah yang kedua adalah hidayah ma’unah/taufiq yaitu hidayah yang diberikan khusus kepada orang mukmin yang konsisten menjalankan ajaran agama. Al-Quran menjelaskan ada tiga kelompok yang tidak mendapat hidayah dari Alloh, yaitu orang kafir, orang fasik, dan orang dholim.

Ayat 7

Jalan lurus yang telah disebutkan dalam ayat sebelumnya adalah jalan orang yang telah dianugerahi rahmat oleh Alloh. Siapakah mereka? Lihat QS An-Nisa ayat 70. Jalan tersebut adalah jalan yang dilalui oleh Anbiya (para Nabi) dan mursalin, syuhada (orang yang telah mati syahid) dan orang sholeh yang mereka semuanya itu menjalankan ajaran islam dan mengamalkan syariat yang telah ditetapkan Alloh.
Tak sempurna sebuah perjuangan tanpa adanya rintangan. Di dunia ini sudah kodrati bila ada rintangan untuk bisa menuju jalan lurus tersebut, yaitu tipu daya musyrikin-munafikin yang selalu berusaha menjauhkan kita dari jalan lurus. Oleh sebab itu, dalam surat Al-Fatihah ini kita dimotivasi supaya paling tidak 17 kali sehari memohon kepada Alloh supaya diberikan bimbingan untuk bisa mengikuti jejak manusia-manusia pilihan tersebut (yang telah mendapat jalan lurus) sekaligus dijauhkan dari jalan orang-orang yang dibenci Alloh dan orang-orang yang tersesat.
Orang yang dibenci Alloh (arti “Al-maghdhubi” ) di sini diartikan oleh para mufassir (ahli tafsir) sebagai Yahudi, berkaitan dengan sikap mereka yang sebenarnya tahu bahwa Al-Quran adalah kalamulloh dan Nabi Muhammad bin Abdulloh benar utusan Alloh namun mereka mengingkarinya. Selain itu, mereka juga adalah golongan yang selalu berbuat kerusakan di muka bumi ini dengan maksiat dan mengajak orang lain ke jalan sesat.
Orang yang sesat (arti “Dhaalliin”, bukan “Madhluun” yang berarti orang yang menyesatkan) di sini diartikan sebagai Nasroni karena mereka disesatkan oleh Yahudi dengan mengubah isi Injil yang asli sehingga mereka menyekutukan Alloh dengan Nabi Isa AS. Namun secara umum orang yang sesat di sini adalah siapa saja yang tahu kebenaran tetapi tidak mau mengikutinya, termasuk orang islam yang terpengaruh orang-orang kafir. Orang akan menyesatkan manusia bila dirinya sendiri sesat. Orang yang berada dalam kebenaran tidak mungkin menyesatkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar